Iseng-iseng, sambil menunggu Loading E-PUPNS, saya berpikir tentang zaman yang tengah kita jalani ini. Zaman yang katanya zaman edan. Zaman yang canggih secara teknologi, tapi miskin akan rohani. Zaman yang naiknya toyota bukan onta. Yah, apapun zamannya, di zaman ini lah sekarang kita hidup.
* Kita hidup di zaman, ingin punya air bersih bayar dulu.
* Kita hidup di zaman, jika berbuat jelek dianggap dari sononya, kalau berbuat baik dibilang ada maunya.
* Kita hidup di zaman, nikah muda diributin, berzina didiemin bahkan difasilitasi.
* Kita hidup di zaman, lebih menghargai barang luar negeri ketimbang buatan anak negeri.
* Kita hidup di zaman, orang yang hidup dengan mimpi besar dianggap abnormal, sedangkan yang hidup biasa-biasa saja dianggap normal.
* Kita hidup di zaman, wanita yang berpakaian menutup auratnya dibilang kuno, sedangkan yang buka-bukaan dianggap wanita masa kini.
* Kita hidup di zaman, mengakui Tuhan Sang Pembuat Aturan, tapi menggunakan aturan buatan manusia sebagai pegangan.
* Kita hidup di zaman, meyakini agama sebagai pengatur kehidupan, tapi menjalani hidup dengan memisahkan agama dari kehidupan.
* Kita hidup di zaman, cowok alay jadi idaman, cowok beriman dianggap kampungan.
* Kita hidup di zaman, dimana-mana kalau mau ‘lancar’ harus pakai duit.
* Kita hidup di zaman, memilih partai yang paling sedikit busuknya ditumpukkan partai busuk.
* Kita hidup di zaman, kata “malas” atau “gak punya waktu” menjadi jurus andalan.
* Kita hidup di zaman, yang haram malah diwajibkan.
* Kita hidup di zaman, ikut yang banyak orang, padahal yang banyak orang belum tentu benar.
* Kita hidup di zaman, yang kaya tuh orang tua, tapi anaknya sok raja.
* Kita hidup di zaman, jika berbuat jelek dianggap dari sononya, kalau berbuat baik dibilang ada maunya.
* Kita hidup di zaman, nikah muda diributin, berzina didiemin bahkan difasilitasi.
* Kita hidup di zaman, lebih menghargai barang luar negeri ketimbang buatan anak negeri.
* Kita hidup di zaman, orang yang hidup dengan mimpi besar dianggap abnormal, sedangkan yang hidup biasa-biasa saja dianggap normal.
* Kita hidup di zaman, wanita yang berpakaian menutup auratnya dibilang kuno, sedangkan yang buka-bukaan dianggap wanita masa kini.
* Kita hidup di zaman, mengakui Tuhan Sang Pembuat Aturan, tapi menggunakan aturan buatan manusia sebagai pegangan.
* Kita hidup di zaman, meyakini agama sebagai pengatur kehidupan, tapi menjalani hidup dengan memisahkan agama dari kehidupan.
* Kita hidup di zaman, cowok alay jadi idaman, cowok beriman dianggap kampungan.
* Kita hidup di zaman, dimana-mana kalau mau ‘lancar’ harus pakai duit.
* Kita hidup di zaman, memilih partai yang paling sedikit busuknya ditumpukkan partai busuk.
* Kita hidup di zaman, kata “malas” atau “gak punya waktu” menjadi jurus andalan.
* Kita hidup di zaman, yang haram malah diwajibkan.
* Kita hidup di zaman, ikut yang banyak orang, padahal yang banyak orang belum tentu benar.
* Kita hidup di zaman, yang kaya tuh orang tua, tapi anaknya sok raja.
Yang pasti, kita hidup di akhir zaman. [MI WB Ngares dan RA Al-Hidayah Ngares]
0 comments:
Post a Comment